Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

belajar mengutamakan pengembangan multicerdas berbasis pembiasaan individu yang inovatif, kreatif, ilmiah, edukatif dan religius - ditunggu segala komen, kritik dan sarannya ya...

Kamis, 11 September 2008

Banyak Santri Jadi Pemimpin Nasional

JAKARTA-- Figur pemimpin bisa datang dari latar belakang yang beragam. Peranan pesantren dalam perjalanan negeri ini, termasuk yang banyak mencetak pemimpin bangsa sejak zaman kemerdekaan. Tak hanya di bidang politik, jebolan pesantren atau santri juga bisa menjadi pengusaha.

''Kita punya Menteri Agama (Maftuh Basuni) yang berasal dari pesantren, Ketua MPR (Hidayat Nur Wahid) dari pesantren, dan banyak pengusaha juga dari pesantren,'' ungkap Wakil Presiden, Jusuf Kalla, saat memberikan motivasi kepada ratusan pemuda-pemudi pesantren yang akan mengikuti Pelatihan Kaderisasi Pemimpin Pondok Pesantren di Jakarta, Rabu (10/9).

Menurut saudagar Makassar itu, jiwa kepemimpinan harus diasah sejak muda. ''Pemimpin tak hanya mengandalkan bakat dan pendidikan, juga ditopang oleh pengalaman dengan mempelajari keberhasilan dan kegagalan pemimpin sebelumnya,'' katanya.

Menyinggung soal wacana pemimpin muda, Wapres menilai sudah tepat lantaran seorang pemimpin itu tak bisa langsung diciptakan dengan lonjakan langsung ke atas. ''Kalau langsung ke atas, itu namanya karbitan,'' katanya.

Sesuai dengan levelnya, Ketua Umum Partai Golkar ini mengatakan, pemimpin itu ada yang bersifat junior, menengah, dan atas. Dengan pertimbangan itu, seorang pemimpin harus dipersiapkan sejak awal melalui tahapan-tahapan tersebut. Seorang pemimpin pun harus mempunyai jaringan atau networking. ''Tidak bisa kerja sendiri,'' ujarnya.

Lebih lanjut, Wapres mengarahkan bahwa seorang pemimpin harus bisa mewujudkan mimpi, ide, visi, atau cita-cita menjadi kenyataan. Sebab, semua orang bisa bermimpi dan bercita-cita, namun hanya seorang pemimpinlah yang dapat mewujudkannya.

Menjadi imam masjid atau ulama dinilainya sebagai seorang pemimpin juga. ''Seorang ulama tak mempunyai pangkat, tapi punya pengaruh besar,'' kata Wapres.

Pelatihan kedua
Pelatihan Kaderisasi Pemimpin Pesantren digelar oleh Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga. Pelatihan kedua, setelah yang pertama tahun lalu, ini dilangsungkan di Jakarta pada 9-13 September 2008. Para pesertanya berasal dari pondok pesantren di Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.

Mennegpora Adhyaksa Dault menyatakan, pesantren tak bisa lepas dari eksistensi sejarah bangsa. Sejak zaman kemerdekaan, pondok pesantren melahirkan banyak tokoh nasional. ''Seiring dengan perkembangan zaman, pesantren kini juga telah mengadopsi kurikulum pelajaran umum,'' jelasnya. (djo)sumber: http://www.republika.co.id

Tidak ada komentar: