Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

belajar mengutamakan pengembangan multicerdas berbasis pembiasaan individu yang inovatif, kreatif, ilmiah, edukatif dan religius - ditunggu segala komen, kritik dan sarannya ya...

Kamis, 11 September 2008

Tentang Ujian Nasional

Saya...guru tak bisa dipercaya...

Setengah terpana saya melihat seorang polisi yang masuk sekolah dengan menenteng senjata apinya mengawal guru yang membawa soal, sungguh hati ini terenyuh, sebagai seorang pendidik saya merasa dicampakkan, betapa sang guru, sudah tidak dipercaya lagi sebagai orang jujur di negeri ini...Hari berikutnya saya melihat kawan-kawan di televisi mengatasnamakan Komunitas Air Mata Guru menangisi temen guru lain yang berbuat curang, betapa aku tersentak, sebegitu rusakkah moral para guru sampai tidak takut terhadap polisi?

Entahlah apakah ini gugatan ataukah keluhan, dilamunanku muncul rentetan kata kata,...siapa sebenarnya yang tahu kondisi anak didik dikelas? apa sih maunya para birokrat yang memberikan kewenangan kurikulum tingkat satuan pendidikan kalau nasib anak ujung-ujungnya ditentukan hanya tiga hari dengan materi yang itu-itu juga? benarkah anak di jakarta dan di luar jawa mampu berkutat dengan soal diatas angka 5? kalau memang para guru tidak dipercaya, jujurkah para birokrat disana?

Lamunanku semakin beranjak tinggi, ah seandainya bukan UN sebagai penjegal siswa yang berprestasi dibidang non 3 pelajaran itu, seandainya sekolah sebagai penentu kebijakan kelulusan, ah seandainya UN hanya sebagai parameter keberhasilan sekolah oleh pemerintah, seandainya UN diganti dengan uji sertifikasi siswa berprestasi masuk universitas, seandainya para guru mempunyai sikap mulia seperti komunitas para guru, seandainya para guru tidak merasa tega melihat anak yang sudah berkutat 3 tahun, yang jujur, yang sopan, yang tertib, yang begitu hormat, yang suka bermusik, yang suka meneliti, yang suka menggambar, yang penari, yang pecinta budaya pribumi yang hobby pramuka, paskibra, bela bangsa ternyata terjegal hanya karena tidak mampu berhitung dan ngomong bahasa orang, tentu tidak harus pak polisi repot-repot masuk sekolah, tidak perlu ada kecurigaan antar guru, tidak perlu ada kepala sekolah yang dipecat akibat terlalu sayang pada anak-anaknya...

PERCAYA PAK! SAMPAI SAAT INI GURU MASIH MENJADI KOMUNITAS NEGERI YANG BERMORAL, YANG EMPATI, YANG INGIN MENSUKSESKAN TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL, IKHLAS BERKARYA, RELA BERGELIMANG PELUH, YANG SIAP MENCETAK GENERASI PENERUS SEBAGAI CALON PRESIDEN, MENTERI PENDIDIKAN, BAPAK GUBERNUR, BAPAK KANWIL, KEPALA SEKOLAH, PARA TPI, PARA POLISI...SEKOLAH TINGGI YA NAK, YANG JUJUR, YANG MAMPU BERBUAT BIJAK, JANGAN SEPERTI BAPAK DISINI...CUKUP BAPAK SAJA YANG JADI GURU...

Lamunanku buyar ketika seraut muka dengan gemerincing perhiasan muncul tiba-tiba di depan mata, "Pak, katanya PSB sudah dibuka ya? saya mau daftarkan anak, tapi gratis ya pak, kan katanya sekarang sekolah itu gratis?""Alhamdulillah, iya Bu, sekarang pemerintah sudah banyak membantu kita, jadi anak Ibu tinggal ikut test saja besok"."Aku meraih anak kecil itu dengan pandangan iba, "kamu nanti mau jadi apa nak, ayo cerita sama bapak", Insya Allah dana BOS masih mencukupi untuk menghantarkan masa depanmu, tapi tolong ya nak, Bapak mohon jangan tertawakan Gurumu ini yang nanti pulang pake motor butut lain daripada Ibumu yang sanggup bayar tujuh kali lipat dari SPP tahun lalu...

Be The Best Teacher Or Nothing

Tidak ada komentar: