Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

belajar mengutamakan pengembangan multicerdas berbasis pembiasaan individu yang inovatif, kreatif, ilmiah, edukatif dan religius - ditunggu segala komen, kritik dan sarannya ya...

Jumat, 26 September 2008

Puasa Ramadhan dan Pengabulan Doa

Bulan Ramadhan telah tiba

Bulan suci ramadhan adalah bulan diampuni segala dosa-dosa kita, dan dikabulkan segala permintaan kita, apa kaitan bulan suci ramadhan dengan pengabulan doa? kedua hal itu merupakan dua hal yang tak terpisahkan. Doa itu adalah penawar yang menjadikan segenggam tanah menjadi barang yang tidak ternilai harganya dan merupakan air yang menbersihkan kekotoran-kekotoran yang ada di dalam diri manusia. Dengan doa ruh menjadi mencair dan seperti air mengalir lalu jatuh di atas singgasana Ilahi . Di hadapan Tuhan ia berdiri, rukuk dan bersujud juga. Bayangannya itulah shalat yang diajarkan oleh Islam". (Ruhani Hazain Pidato Sialkot jilid 20 hal 222–228)

Begitu mulai bulan suci Ramadhan segera timbul dalam pikiran kita bahwa oleh sebab ini merupakan bulan yang penuh berkah dan di dalamnya doa-doa dikabulkan, maka pada umumnya banyak orang-orang yang pergi menuju ke mesjid-mesjid. Jumlah yang hadir di mesjid-mesjid pun menjadi bertambah. Jumlah yang menghadiri shalat subuh menjadi lebih banyak dibandingkan dengan hari-hari lainnya, seberapa banyak pada shalat magrib dan Isya yang pada umumnya pada hari-hari biasa. Di kota-kota dan Negara-negara lain di dunia pun diterima informasi seperti ini bahwa- masyaallah- mesjid-mesjid dengan karunia Allah nampak sangat ramai. Hati merasa gembira bahwa kini terfikir oleh orang-orang meninggalkan kesibukan-kesibukan dunia, meninggalkan tempat tidur yang menyenangkan, bangun waktu subuh,menunaikan shalat tahajjud, menunaikan puasa dan kemudian datang untuk menunaikan salat di mesjid, melaksanakan ibadah kepada Tuhan yang Esa dan menaruh perhatian untuk memohon ampun supaya kealfaan-kealfaan, kekurangan-kekurangan dan dosa-dosa mereka dimaafkan. Timbulnya perhatian pada bulan Ramadhan adalah karena Allah seraya mencurahkan karunia-Nya Dia membuka pintu –pintu ampunan-Nya. Setiap orang menghendaki untuk mengambil faedah dari itu. Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang karena tuntutan iman dan dengan niat untuk mendapatkan ganjaran bangun tengah malam untuk menunaikan shalat maka Dia mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu ".(Bukhari Kitabushaum fadhlu man qaama ramadhaan)


Oleh sebab itu manusia merupakan himpunan dari segenap kealfaan-kealfaan,di siang hari pun setiap harinya manusia terjebak dalam kekeliruan-kekeliruan dan banyak dosa-dosa. Maka timbul keinginan di dalam diri setiap orang untuk mengambil faedah dari peluang yang Allah berikan, memohon kepada Allah supaya dosa-dosanya dimaafkan.

Tetapi ingatlah matan hadis : " Sambil memenuhi tuntutan iman dia menunaikan shalat " . Kini perhatikanlah, apa tuntutan iman itu. Apa yang iman tuntut dari kita, apakah jika selama sebelas bulan tidak ada perhatian kepada ibadah, tidak ada perhatian kepada shalat, tidak ada perhatian kepada penunaian hak-hak hamba-hamba Allah lalu pada bulan yang kedua belas mulai ada perhatian terhadap ibadah pada Allah supaya dosa-dosa yang lalu dimaafkan? Tidak, tuntutan iman adalah bahwa janji yang saudara-saudara telah ikat dengan Allah, yang telah saudara-saudara ikat dengan Rasul-Nya, itu dia penuhi. Perubahan-perubahan yang telah dia ciptakan satu bulan Ramadhan akan menjadikan perubahan-perubahan itu sebagai bagian dari kehidupannya; mengamalkan perintah-perintah Allah dan Rasul-Nya dan juga menetapkan tekad dan janji yang kuat bahwa keburukan-keburukan itu kini kami tidak akan biarkan hidup di dalam diri kami. Maka baru kemudian pandangan curahan kasih sayang Allah akan menerpanya dan dosa-dosa yang telah lalu akan dimaafkan.

Allah taala berfirman:

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan doa-doa orang yang berdo`a apabila mereka memohon kepada-Ku. Maka hendaknya mereka mengucapkan labbaik /menyambut segala perintah- Ku dan hendaknya mereka beriman kepada-Ku, agar mereka mendapat petunjuk. Al-Baqarah 187

ayat diatas berkaitan dengan perintah-perintah Ramadhan dan puasa, di dalam Al-Quran telah diletakkan di tengah-tengah ayat-ayat ini. Dari itu dapat diketahui bahwa Allah pada hari-hari itu ingin mencurahkan kasih sayang-Nya pada hamba-hamba-Nya; Dia ingin mengembalikan orang-orang yang tersesat tidak tentu arah; Dia ingin meninggikan standar ibadah-ibadah mereka supaya senantiasa lahir di dunia hamba-hamba-Nya yang benar. Di dalam itu yang Allah firmankan adalah bahwa apabila hamba-hamba-Ku ingin bertanya tentang Aku - Disini maksud hamba-hamba-Ku adalah "para pecinta Allah", orang-orang yang fana /mabuk kepada Allah. Kini perhatikanlah siapa Pecinta itu. Pecinta sejati adalah seorang yang menerima segenap perkataan kekasihnya.

Di dalam kekasih-kekasih duniawi terdapat segala macam hal-hal yang baik dan buruk. Zat Allah adalah merupakan suatu wujud yang di dalamnya kecuali keuntungan tidak ada lagi yang lainnya, hanya keuntungan dan keuntungan semata yang didapat. Hanya faedah dan faedah semata. Dia merupakan sumber segenap kebaikan, menghindari dari segenap keburukan dan memberikan keselamatan dari segenap kesusahan. Dia berfirman," Mintalah kepada-Ku Aku akan menjawab doa-doa kalian". Kini, seorang kekasih sejati apa yang dia akan minta. Seorang kekasih sejati akan meminta kedekatan dengan kekasihnya. Dan manakala kedekatan telah diraih dan timbul keyakinan diantara satu dengan yang lain, maka satu dengan yang lain akan senantiasa dalam upaya untuk mendatangkan faedah kepada satu dengan yang lainnya. Disini pun ternyata hanya sepihak bahwa apabila ingin meraih kedekatan Allah maka faedah pun hanya kepada kita semata dan kemudian ini tidak hanya sampai masalah pada mengambil faedah semata tetapi apabila saudara-saudara meraih kedekatan-Nya maka saudara-saudara harus memberikan pengurbanan-pengurbanan dan hares siap untuk itu.

Selanjutnya Allah dengan jelas berfirman,"Siapakah hamba-hamab-Ku yang Ku-kabulkan doa-doanya. Berfirman ," Dia yang merupakan hamba-hamba-Ku dan orang yang mencintai-Ku serta orang yang mengucapkan labbaik pada seruan –Ku. Nah, hal-hal apa saja yang Allah firmankan yang atas hal itu kita harus ucapkan labbaik/kita harus sambut. Perkara-perkara itu adalah menunaikan hak-hak Allah (kewajiban-kewajiban kepada Allah) dan menunaikan hak-hak hamba-hamba atau kewajiban-kewajiban kepada hamba-hamba-Nya serta melaksanakan ibadah pada-Nya dengan penuh istiqamah; menahan diri dari apa yang dilarang-Nya dan menunaikan hal-hal yang diperintahkan untuk mengamalkannya.

Kemudian Allah taala berfirman:, "Berimanlah pada-Ku supaya mendapat petunjuk". Kini, iman yang sempurna pun diperlukan kettaatan sejati kepada Allah dan Rasul-Nya. Kemudian terdapat juga perintah Allah bahwa iman dan amal saleh itu adalah merupakan sesuatu yang berjalan sejajar atau paralel. Oleh karena itu apa yang tertulis di dalam ayat "mereka menyambut seruan-Ku" artinya adalah, mereka melakukan amal saleh,melakukan amal-amal baik,tegak dalam kebaikan-kebaikan dan sambil menjalankan ibadah mereka meminta doa-doa pada-Nya. Oleh karena itu Allah berfirman: Aku adalah dekat dengan kalian. Kemudian berfirman: Kemudian Aku akan menjadi sahabat kalian. Sesuai dengan firman-Nya: اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ ءَامَنُوا Allah Pelindung orang-orang yang beriman. (Al-Baqarah 258) Persahabatan Tuhan dan iman pada-Nya akan menganugerahkan kedekatan dengan-Nya kemudian akan terus menganugerahkan kedekatan. Di dalamnya kemajuan demi kemajuan akan terus diraih. Kedekatan ini bukanlah merupakan kedekatan yang statis, terhenti disatu tempat. (Bahkan) Dia juga akan mendengarkan doa-doa yang merupakan kelanjutan dari tingkatan seterusnya.

Tetapi Qurub (kedekatan) Ilahi dan kedekatan-Nya serta pengabulan doa-doa itu adalah terjadi dengan beberapa persyaratan. Pertama adalah manakala seorang hamba akan senantiasa tetap menjadi hamba-Nya, murni menjadi milik-Nya, akan menunaikan ibadah dengan ikhlas demi untuk-Nya dan meyakini-Nya sebagai sumber segenap kekuatan-kekuatan. Kemudian, kapan saja memohon maka harus memohon pada-Nya. Tidak sampai membuat tuhan-tuhan kecil di dalam hatinya. Yakni, bukannya hanya karena medndsapatkan keuntungan sedikit banyak dari seseornag maka lantas dia memuji-meji secara berlebihan. Sebagaian orang mendapat manfaat dari atasan maka untuk menyenangkannya atau untuk menyenangkan anak-anak atasannya terkadang sampai shalat pun dia sia-siakan dan mulai sibuk dalam tugas-tugas atasan itu. Jadi perkara-perkara ini adalah penting bahwa untuk meraih kedekatan,yaitu kapan saja saudara-saudara mulai mengerjakan suatu pekerjaan ataukah tengah melakukan urusan dunia maka urusan dunia saudara-saudara ini jangan menjadi penghambat dalam ibadah-ibadah saudara-saudara. Jangan kesibukan-kesibukan bisnis saudara-saudara membuat saudara-saudara lalai dari beribadah pada Allah.

Kemudian syarat selanjutnya adalah keharusan mentaati Rasul, mentaati perintah-perintah yang dia berikan, mentaati anjuran-anjuran yang beliau sabdakan, menjalankan seperti apa yang beliau nasehatkan pada kita, seperti apa yang beliau harapkan dari kita, seperti itulah kita harus lakukan.

Doa

Kemudian kita juga harus yakin dan seorang mu'min juga harus senantiasa yakin bahwa Allah mendengar doa-doa dan mempunyai kekuatan untuk mendengar. Dan jika di dalam semangat-semangatnya dan di dalam doa-doanya kendati adanya upaya-upaya keras doa tidak terkabul maka kalau begitu pasti ada kekurangan dalam cara memanjatkan doa atau kelemahan-kelemahan kita yang lain dan tidak menunaikan hak-hak /kewajiban-kewajiban kita sebagai hamba yang menjadi penghalang pengabulanya; akibat tidak menunaikan hak-hak kewajiban, akibat tidak menunaikan hak-hak kewajiban terhadap orang lain,akibat menganiaya orang lain sehingga hambatan-hambatan itu terjadi. Atau di sisi Allah pekerjaan itu atau maksud untuk mana kita tengah memanjatkan doa tidak berfaedah untuk kita. Jadi Allah terkadang Dia sendiri yang memberikan keputusan. Atau jika itu berkaitan dengan urusan dua orang maka Allah lebih mengetahui siapa orang yang lebih berhak, karena itu orang yang lebih berhak yang mendapatkan haknya. Tetapi doa yang dipanjatkan dengan niat yang baik dan dengan cara yang tulus, Allah tidak akan pernah sia-siakan. Itu pada suatu saat nanti akan berguna,baik di dunia ataupun di akherat kelak.

Oleh karena itu jangan hendaknya lelah dalam memanjatkan doa-doa. Pertolongan Allah itu dapat diraih adalah dengan sabar dan doa. Jadi hendaknya senantiasa berpegang teguh pada kesabaran dan seyogianya harus terus menerus memanjatkan doa kepada Allah.

Tertera dalam sebuah hadis bahwa Rasulullah saw bersabda: “Allah mendengar doa-doa orang-orang yang tidak memperlihatkan ketidak sabaran” jadi bukannnya kita mengatakan bahwa saya telah banyak memanjatkan doa-doa tetapi Allah sama sekali tidak mendengar doa-doa saya. Ini adalah kekufuran yang merupakan perkara-perkara yang menjauhkan manusia dari iman. Seorang mu'min hendaknya menghindar dari hal-hal itu.

Perkara dikabulkan tidaknya doa kita oleh Allah taala tak ubahnya seperti persahabatan akrab antara dua insan, terkadang seorang kawan mengiyakan kata-kata kawannya dan terkadang menyuruh mengiyakan kata-katanya kepada kawannya. Seperti itulah Allah berlaku terhadap hamba-hamba-Nya. Tetapi kendati secara zahirnya Allah menolak doa-doa hambanya yang mu'min, inipun pada dasarnya Dia tengah melakukan sesuatu untuk faedah hamba-Nya itu.

Ayat diatas menunjukkan bahwa apabila ada orang yang berdoa, menyeru kepada-Ku maka Aku mendengarnya dan dengan ilham –Ku Aku memberikan habar gembira kepadanya. Manakala Allah mendengar maka Dia juga memberikan jawaban, tidak hanya memberikan keyakinan akan keberadaan-Nya bahkan Dia juga memberikan keyakinan bahwa Dia memiliki segenap kekuasaan" Tetapi" syaratnya" hendaknya orang-orang menciptakan kondisi ketakwaan dan rasa takut pada-Ku sedemikian rupa sehingga Aku mendengarkan suaranya" . Kini rasa takut pada Tuhan dan kondisi ketakwaan ini dapat memperdengarkan suara itu kepada-Nya. " Dan hendaknya mereka beriman kepada-Ku dan sebelum mereka meraih makrifat yang sempurna mereka harus mengikrarkan bahwa Tuhan adalah ada dan memiliki segenap kekuatan dan kekuasaan-kekuasaan. Sebab barangsiapa yang beriman dialah yang dianugarahi irfan".

Jadi, jika rasa ketakwaan, rasa takut pada Tuhan ada dan hak-hak hamba-hamba-Nya pun tengah dipenuhi maka Allah berfirman: Aku akan mendengarkan permohonan kalian. Kemudian, iman pun harus ada. Kepada-Ku iman dan keyakinan hendaknya ada bahwa Tuhan itu ada dan keyakinan pada Zat Tuhan hendaknya ada sebelumnya di dalam hati. Dengan makrifat sempurna, yakni menyelami ke kedalaman lalu ada keyakinan bahwa Tuhan itu ada sebelum adanya pengenalan pada segenap sifat Tuhan dengan pengalaman.

Apabila dengan keyakinan itu kita berdoa kepada Tuhan maka pasti Tuhan akan mendengarnya. Namun bukanlah hanya dengan sekedar ucapan bahwa kami yakin sepenuhnya pada zat Allah dan beriman pada-Nya, tetapi perintah-perintah-Nya lalu tidak diamalkan;shalat-shalat bertahun –tahun hanya dalam bulan Ramadhan ada upaya untuk dilaksanakan atau dilakukan.

Meminta doa kepada para wali

Jadi Ramadhan ini kembali memberikan peluang kepada kita bahwa kita harus tunduk di hadapan Tuhan sebagaimana selayaknya kita harus tunduk/setia pada-Nya. Kita harus beribadah pada-Nya sebagaimana seharusnya kita harus melakukan ibadah pada-Nya,maka Allah pasti akan menjawab doa-doa kita. Dan kita berjanji bahwa untuk masa yang akan datang kita senantiasa akan lebih menghidupkan/ meningkatkan ibadah-ibadah kita. Oleh karena itu kembali saya tegaskan bahwa hidupkanlah ibadah-ibadah saudara-saudara. Daripada pergi untuk memohon doa-doa pada orang lain Berupayalah sendiri untuk meraih pengalaman kekuasaan-kekuasaan zat Allah. "Jadilah kalian wali,tetapi janganlah kalian menjadi penyembah wali ".

banyak terdapat di dalam umat islam bahwa sedemikian rupa mereka meminta doa kepada orang-orang yang dianggap suci atau para wali, bentuk-bentuk jampi, jimat dan lain sebagainya, semua hal itu merupakan hal yang sia-sia dan tidak berguna. Padahal Allah berfirman bahwa jika kalian dikatakan sebagai seorang mu'min maka sembahlah Aku, sedangkan saudara-saudara mengatakan bahwa doa wali/sesepuh cukup untuk kami. Semua ini merupakan khayalan-khayalan syaithan, karenanya hindarilah itu. Penyakit ini, khususnya, sangat banyak di kalangan perempuan. Di mana-mana di Negara kita di Asia lebih banyak seperti itu atau dimana-mana pun orang-orang Asia lebih banyak yang berkumpul maka disanapun terkadang terdapat juga seperti itu.

Allah jelas mengajarklan doa-doa kepada kita bahwa setiap orang berdoalah dalam ruang lingkupnya masing-masing bahwa, jadikanlah kami sebagai imam bagi orang yang bertakwa. Khalifah pun berdoa juga seperti ini bahwa jadikanlah saya imam bagi orang yang betakwa. Sementara kalangan penyembah wali/orang suci ini mengatakan bahwa menurut kami apa yang kami ingin kerjakan, akibat doa-doa orang suci kami, kami akan dimaafkan. Inna lillah. Ini jelas lama kelamaan akan menjadi kasus seperti halnya orang-orang Kristen. Seperti inilah paradigma /pandangan yang akan terjadi. Jadi ke arah itu kendati itu berada dalam lingkungan yang kecil sekalipun perlu dilakukan perhatian yang serius. Mulai dari sekarang hal itu hendaknya ditekan.

Berkat doa

Jalan dekat untuk meraih karunia adalah doa dan syarat-syarat utama doa adalah yang di dalamnya terdapat rasa khusyuk, resah dan rasa syahdu/larut. Doa yang penuh dengan rasa rendah hati, rasa gelisah dan penuh dengan rasa rindu itu akan menarik karunia Ilahi. Dan sesudah diterimanya itu akan menyampaikan manusia kepada maksud yang sejati. Tetapi yang sulit adalah bahwa inipun tampa karunia Allah tidak akan mungkin dapat diraih dan kemudian penawarnya adalah senantiasalah berdoa kendati betapapun tidak rasa tertarik dan tidak adanya rasa hobi, namun janganlah sampai kenyang. Lakukanlah terus menerus dengan memberatkan diri dan dibuat-buat/berpura-pura. Untuk doa yang hakiki dan asli pun perlu doa. Banyak orang-orang yang memanjatkan doa-doa dan hatinya merasa kenyang lalu tercetus ungkapan bahwa tidak ada sesuatu yang diperoleh. Namun nasehat kami adalah bahwa di dalam keteguhan atau terus menerus (memanjatkan doa) itulah terdapat keberkatan". Yakni di dalam upaya sungguh-sungguh itulah terdapat keberkatan. Sebab akhirnya maksud yang inti atau sebenarnya akan didapatkan dari itu. Dan akan tiba suatu saat dimana hatinya itu akan serasi dengan lidahnya dan kemudian rasa rendah hati dan khusyuk sendiri yang merupakan sisi-sisi penting doa akan tercipta. Seorang yang bangun di tengah malam kendati betapapun tidak ada rasa khuyuk dan tidak ada rasa keserasian /keikutsertaan dan adanya kondisi tidak sabar, namun jika dalam kondisi seperti itu pun dia berdoa, hai Allah ! bahwasanya kalbu hamba berada di tangan Engkau dan kekuasaan Engkau, bersihkanlah itu dan jika dalam keadaan yang tidak tertarik itu dia memohon kelapangan pada Allah, maka dari dalam rasa tidak tertarik itu akan lahir rasa khusyuk atau perhatian kepada Allah ". Yakni, kondisi kalbu yang keras itu akan cair dan mulai lahir perhatian ke arah doa. Dan "inilah merupakan waktu itu yang disebut saat pengabulan doa. Dia akan melihat bahwa pada saat itu ruh mengalir di hadapan singgasana Ilahi,seolah-olah merupakan setetes air yang dari atas jatuh ke bawah". ( Al-Hakam nomor 31 tanggal 24 agustus 1903. hal 3)

Doa yang timbul sesudah (mencapai) makrifat dan tercipta dengan perantaraan karunia Ilahi, memiliki nuansa dan kondisi lain. Itu merupakan sebuah benda yang dapat memfanakan /melenyapkan; itu merupakan api yang dapat melunakkan; itu merupakan sebuah magnit yang menarik rahmat Tuhan; itu merupakan sebuah kematian yang pada akhirnya akan menghidupkan; merupakan sebuah banjir dahsyat yang pada akhirnya akan menjadi sebuah bahtera". ( Yakni banjir itu justru yang menjadi bahtera yang dapat menyelamatkan) setiap perkara yang tidak menentu terjadi dari itu; dan setiap racun pada akhirnya menjadi obat penawar karenanya.

Salam sejahtera bagi tahanan yang berdoa tanpa mengenal lelah, sebab pada suatu saat akhirnya dia akan meraih kebebasan. Salam sejahtera bagi para tunanetra yang tidak malas dalam memanjatkan doa-doa, sebab pada suatu saat dia akan mulai dapat melihat. Salam sejahtera bagi yang berada di dalam kubur-kubur yang berbaring sambil memohon pertolongan Tuhan dengan doa-doa, sebab pada suatu saat mereka akan dikeluarkan dari kuburan-kuburan itu.

Salam sejahtera bagi mereka yang tidak pernah lelah dalam memanjatkan doa dan ruh kalian/mereka mencair untuk berdoa, dan mata mencucurkan linangan air mata lalu menciptakan sebuah api di dalam relung dada dan untuk meraih rasa kebahagiaan kesendirian doa membawanya pada kamar yang gelap dan hutan-hutan yang sunyi sepi dan doa menjadikannya resah, mabuk serta tidak sadarkan diri;sebab, pada akhirnya pintu karunia-Nya akan dibukakan padanya. Dia, Tuhan yang ke arah-Nya kami menyeru kalian adalah merupakan Tuhan Yang Maha mulia, Maha penyayang, Pemalu, Jujur, setia dan Maha pengasih pada orang-orang yang lemah. Maka, kalian pun jadilah orang yang setia dan berdoalah dengan penuh ketulusan supaya Dia akan mengasihani kalian. Berpisahlah kalian dari hiruk pikuk dunia dan janganlah mewarnai agama dengan warna hawa nafsu. Pikullah beban demi untuk Tuhan dan terimalah kekalahan demi untuk Tuhan dan terimalah kekalahan agar kalian menjadi waris kemenangan-kemenangan besar. Hindarilah hal-hal kecil perkara-perkara dunia dan perbantahan –perbantahan yang senatiasa terjadi setiap harinya. Tuhan akan memperlihatkan msukjizat-Nya kepada orang-orang yang berdoa dan kepada orang yang memohon akan dianugerahi nikmat yang luar biasa. Doa datang dari Allah dan kembali kepada Allah. Dengan doa Tuhan sedemikian rupa menjadi dekat sebagaimana jiwa kalian menjadi dekat dengan kalian. Nikmat pertama doa ialah terlahir perubahan suci di dalam diri manusia. Kemudian Tuhan pun karena perubahan itu menciptakan perubahan dalam sifat-sifat-Nya. Padahal sifat-sifat-Nya tidaklah berubah-ubah, namun untuk yang telah menciptakan perubahan dalam dirinya Dia memiliki manifestasi yang terpisah yang dunia tidak dapat mengetahuinya; seolah-olah Dia merupakan Tuhan yang lain, padahal tidak ada Tuhan lain, tetapi manifestasi baru menampakkan-Nya dalam nuansa yang baru. Baru dalam keagungan menifestasi yang khas itu Dia bekerja untuk yang telah berubah yang Dia tidak lakukan untuk yang lain,inilah mu’jizat- mu’jizat itu"..

Jadi, apabila kalian menciptakan perubahan maka Allahpun juga akan memperlihatkan tanda-tanda kebesaran-Nya yang baru. Bersabda: Tuhan itu adalah Tuhan yang sebelumnya juga Dia adalah Tuhan. Tuhan kini tidak berubah tetapi akibat perubahan di dalam diri kalian menjadi berubah perlakuan-Nya dengan kalian.

Doa itu adalah penawar yang menjadikan segenggam tanah menjadi barang yang tidak ternilai harganya dan merupakan air yang menbersihkan kekotoran-kekotoran yang ada di dalam diri manusia. Dengan doa ruh menjadi mencair dan seperti air mengalir lalu jatuh di atas singgasana Ilahi . Di hadapan Tuhan ia berdiri, rukuk dan bersujud juga. Bayangannya itulah shalat yang diajarkan oleh Islam". (Ruhani Hazain Pidato Sialkot jilid 20 hal 222–228)

Jadi, bahwa semua doa-doa ini baru akan berbentuk doa manakala saudara-saudara dawam dalam melaksanakan shalat, sebab di dalam shalat semua ini sudah termasuk di dalam shalat.
Semoga Allah menganugerahi kita meraih irfan yang dapat menjadikan kita menjadi orang yang terdekat. Dan lahir di dalam doa-doa kita kondisi yang dengan itu ruh kita mencair lalu mengalir di hadapan singgasana Ilahi dan itu terus mengalir. Semoga kita menjadi orang yang senantiasa dawam dalam melaksanakan shalat dan mesjid-mesjid kita senantiasa penuh dengan orang-orang yang melakukan shalat sebagaimana dengan karunia Allah di hari-hari ini ini menjadi penuh sehingga senantiasa dapat menyerap kasih sayang Tuhan. (Khutbah Jumaah tanggal 22-10-2005 di Baitul futuh ,London, Inggris)

Tidak ada komentar: